🎎 Mendengarkan Murotal Saat Tidur
Mendengarkanbacaan Al-Qur'an (Murottal) - Landasan Teori Mendengarkan bacaan Al-Qur'an (Murottal) Dalam dokumen PENGARUH MENDENGARKAN BACAAN AL-QUR'AN SURAT AR-RAHMAN DAN TERJEMAHNYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR SISWI KELAS I MTs MU'ALLIMAAT YANG MENGALAMI CEMAS PERPISAHAN (Halaman 53-62) A. Landasan Teori 3.
kalaudalam kondisi tidak mendengarkan murottal itu biasanya langsung bangun dan melakukan shalat malam, tapi pas diaktifkan murottal entah kenapa yang terjadi malah sebaliknya, malah ingin menambah jam tidur tanpa mendengarkan apapun. setelah diselidiki dari beberapa bacaan penelitian ilmiah, tidur merupakan waktunya organ beristirahat
Saatini, playlist juz 30 ini juga ada beberapa jenis playlist. Ada yang untuk dipasang malam hari, ada juga yang siang hari atau waktu lainnya selain sebelum tidur. Saat malam hari menjelang tidur, aku pasangkan playlist khusus untuk momen ini. Tadinya aku pasang random dan banyak. Akhirnya aku mulai kerucutkan lagi jadi gak terlalu banyak.
Mendengarkanmurottal bukan untuk membuat seseorang cepat merasa mengantuk kemudian tertidur. Namun, mendengarkan murottal bertujuan untuk membuat subjek merasa lebih rileks ketika ingin memasuki tidur yang lebih dalam atau deep sleep, serta mendapatkan tidur yang lebih berkualitas dibandingkan kuantitas tidur.
Mendapatpertanyaan soal hukum mendengar murotal Mp3 sebagai pengantar tidur, Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan bahwa tiap muslim berbeda tingkatan imannya. "Ada yang mendengarkan satu ayat langsung bergetar. Tapi ada juga imam bacakan Alfatihah, tapi dia entah kemana fikirannya masih mikirkan motornya dikunci apa belum," jawab Ustaz Syafiq.
Bertaubatlahkepada Allah SWT dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas
Setiapresponden diberikan perlakuan mendengarkan terapi murottal Alquran (Q.S. Ar Rahman ayat 1-78) dengan dua kali terapi per hari selama 15 menit dan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut. Kualitas tidur merupakan keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. Kualitas
Nadaini termasuk jenis yang lambat ketika dilantunkan, namun memiliki efek penuh kekhidmatan serta mudah dikenali. Anda akan merasa sedang berada di wilayah timur apabila sedang mendengarkan alunan murrotal yang satu ini. Jiharka; Apabila Anda ingin mendengarkan nada yang manis, serta menggetarkan hati Anda, maka alunan ini adalah yang paling tepat.
Mengantukketika mendengar murotal al Qur'an apa termasuk indikasi adanya gangguan?? Diagnonsanya belum kuat kalau hanya mengantuk itu masuk dlm ciri2 ain.Orang yg jarang tidur/sulit tidur sangat baik mendengarkan bacaan al Qur'an baik secara langsung maupun melalui media.Karna dpt memulihkan sel 2 saraf agar memulihkan stamina.
MendengarkanAl Qur'an saat tidur itu banyak manfaatnya seperti mampu membuat kepala menjadi fresh, kemudian otak dan saraf menjadi lebih hidup karena diaktifkan kembali oleh bacaan-bacaan Al-Quran. Untuk itu umat Islam dianjurkan untuk rutin mendengarkan Al-Quran atau Murotal karena sebagian yang ingin menghafal Al-Quran harus banyak
Ketikaorang itu menjadi imam dalam shalatnya, ia membaca dan mengakhiri (bacaannya) dengan Qul Huwallahu Ahad. Baca juga: Juz 30 Latin: Baca Surat Al Mulk Sebelum Tidur, Ini Keutamaan & Murottal
Beliaumenjawab: هذا ليس من الآداب، ليس من الآداب أن يتلى كتاب الله ولو بواسطة الشريط وأنت متغافل عنه، لقول الله تبارك وتعالى: { وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا } "(mendengarkan murrattal sambil mengerjakan yang lain) ini bukan adab yang baik. Bukan adab yang baik terhadap Al Qur'an jika Al Qur'an dibacakan lalu ia sibuk
dmjT. 10 April 2018, bagi sebagian orang mendengarkan musik sebelum tidur sudah jadi kebiasaan. Namun apa hukumnya mendengarkan murotal lantunan ayat Alquran sebagai pengantar tidur? Padahal semestinya lantunan ayat-ayat Alquran harus didengarkan secara khusuk. Ternyata hal itu pernah ditanyakan kepada Ustaz Syafiq Riza Basalamah seperti yang dipostinf akun Jalanmuslim di youtube. Mendapat pertanyaan soal hukum mendengar murotal Mp3 sebagai pengantar tidur, Ustaz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan bahwa tiap muslim berbeda tingkatan imannya. "Ada yang mendengarkan satu ayat langsung bergetar. Tapi ada juga imam bacakan Alfatihah, tapi dia entah kemana fikirannya masih mikirkan motornya dikunci apa belum," jawab Ustaz Syafiq. Lalu Ustaz Syafiq menyebutkan dengan mendengarkan murotal Mp3 tersebut dapat menambahkan keimanan. "Mudah-mudahan kalau kita dengarkan terus, mudah-mudahan kekhusukan itu datang. Tidak langsung. Ada orang imannya sudah tinggi. Dengar satu ayat langsung bergetar. Ada juga imannya masih digiring sampai puncaknya baru bergetar," jelas Ustaz Syafiq kemudian. Ceramah-ceramah Ustaz Syafiq Riza Basalamah dapat ditonton di media sosial medsos misal youtube. Disarankan untuk menonton ceramah hingga tuntas supaya tidak salah paham saat mendengarkan kajiannya.
The purpose of this study was to test the effectiveness of listening murottal Quran to reduce insomnia level in student. The research subjects were chosen by purposive sampling technique. The subject of this research were 5 students who experienced insomnia and measured using insomnia severity index. This research using one group pretest-posttest design experiment. Murottal Quran, Surah Ar-Rahman, was heard using MP3 player, with duration of minutes for 8 days before bedtime. The results of data testing using Wilcoxon test find a significance level of p < pretest mean is and posttest mean is The results show that listening to murottal Quran is effective in reduced insomnia levels in students. ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menguji efektivitas mendengarkan murottal Al-Quran dalam menurunkan tingkat insomnia. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 mahasiswa yang mengalami insomnia berdasarkan insomnia severity index. Desain eksperimen yang digunakan adalah one grup pretest-posttest design. Murottal Al-Quran surah Ar-Rahman didengarkan menggunakan MP3 player, dengan durasi menit, selama 8 hari sebelum tidur pada malam hari. Hasil pengujian data menggunakan uji Wilcoxon memperoleh taraf signifikansi sebesar 0,031 p<0,05, rata-rata skor prates adalah 17,6, dan rata-rata skor pascates adalah 11,6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mendengarkan murottal Al-Quran dapat menurunkan tingkat insomnia pada mahasiswa. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Psikis Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019 146-154 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 EFEKTIVITAS MENDENGARKAN MUROTTAL AL-QURAN DALAM MENURUNKAN TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA Masita Aprilini, Ahmad Yasser Mansyur, Ahmad Ridfah Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar Korespondensi e-mail masitaaprilini ABSTRACT The purpose of this study was to test the effectiveness of listening murottal Quran to reduce insomnia level in student. The research subjects were chosen by purposive sampling technique. The subject of this research were 5 students who experienced insomnia and measured using insomnia severity index. This research using one group pretest-posttest design experiment. Murottal Quran, Surah Ar-Rahman, was heard using MP3 player, with duration of minutes for 8 days before bedtime. The results of data testing using Wilcoxon test find a significance level of p < pretest mean is and posttest mean is The results show that listening to murottal Quran is effective in reduced insomnia levels in students. Keywords Murottal Quran, Insomnia, Student ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menguji efektivitas mendengarkan murottal Al-Quran dalam menurunkan tingkat insomnia. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 mahasiswa yang mengalami insomnia berdasarkan insomnia severity index. Desain eksperimen yang digunakan adalah one grup pretest–posttest design. Murottal Al-Quran surah Ar-Rahman didengarkan menggunakan MP3 player, dengan durasi menit, selama 8 hari sebelum tidur pada malam hari. Hasil pengujian data menggunakan uji Wilcoxon memperoleh taraf signifikansi sebesar 0,031 p<0,05, rata-rata skor prates adalah 17,6, dan rata-rata skor pascates adalah 11,6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mendengarkan murottal Al-Quran dapat menurunkan tingkat insomnia pada mahasiswa. Kata Kunci Murottal Al-Quran, Insomnia, Mahasiswa 15 May - 12 November 2019 PENDAHULUAN Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting bagi kesehatan, fungsi emosional dan mental. Australian sleep association 2017 menjelaskan bahwa kebanyakan orang berpikir bahwa tidur yang sehat adalah satu periode panjang antara 7-8 jam secara tak sadarkan diri. Akan tetapi tidur terdiri atas berbagai keadaan tidur yang berputar sepanjang malam. Siklus tidur ini adalah pergantian reguler antara tidur yang lebih dalam dan tidur yang ringan, REM rapid eye movement. Setiap siklus membutuhkan waktu sekitar 90 menit untuk menyelesaikannya, dan siklus tidur ini berulang 4-5 kali melewati periode tidur normal. Siklus tidur ini terjadi di segala umur, dan melintasi spesies yang merupakan sifat sebenarnya dari mekanisme tidur. King 2012 mengemukakan bahwa ketika individu tidak memiliki tidur yang cukup, secara fisik dan mental individu tidak dapat berfungsi dengan baik, karena tidur Masita Aprilini, Ahmad Yasser Mansyur, Ahmad Ridfah Efektivitas Mendengarkan Murottal… 147 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 merupakan proses pengembalian kondisi tubuh, adaptasi, pertumbuhan, dan ingatan. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Naba 9 sebagai berikut, artinya “Dan Kami jadikan tidurmu sebagai istirahat.” Hal ini menunjukkan bahwa tidur sangat penting bagi manusia sebagai istirahat untuk proses pemulihan tubuh. Hasil survei yang berasal dari 110 mahasiswa Fakultas X menunjukkan bahwa, 66 mahasiswa 60% mengalami kesulitan tertidur pada malam hari dengan berbagai alasan, seperti; karena kesulitan untuk tidur tanpa tahu penyebabnya dan sering merasa gelisah saat hendak tidur, mengerjakan tugas, nonton televisi, dan berselancar di dunia maya. Empat puluh empat 44 mahasiswa 40% tidak mengalami kesulitan untuk tertidur. Mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk tertidur kebanyakan telah berlangsung lama, yaitu 42 mahasiswa 38,18% terlelap di atas pukul sampai pukul dini hari dan telah berlangsung selama 8 bulan sampai 7 tahun, sedangkan 18 mahasiswa 16,3% mengalami kesulitan tertidur telah berlangsung 1 sampai 6 bulan, dan 2 mahasiswa 1,8% kesulitan tertidur telah berlangsung sekitar 1–2 minggu. Hal tersebut dapat mengganggu kegiatan dan fungsi hidup individu sehari-hari. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan kepada 110 mahasiswa Fakultas X, menunjukkan bahwa hal tersebut memenuhi kriteria gejala insomnia. Morin dan Espie 2004 menyatakan bahwa insomnia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor sirkadian, usia dan kematangan, kondisi medis dan konsumsi NAPZA, faktor psikososial, serta gaya hidup dan factor lingkungan. Pertama, faktor sirkardian dan homeostatis, yakni waktu untuk tertidur berbanding terbalik dengan waktu terjaga sebelumnya, serta variasi harian pada suhu tubuh yang dikendalikan oleh faktor sirkadian. Kedua, kualitas tidur berkurang seiring bertambahnya usia. Ketiga, tidur yang terganggu seringkali merupakan salah satu tanda awal infeksi atau gangguan medis, serta konsumsi sejumlah obat-obatan yang mampu mengganggu jadwal tidur normal. Keempat, stres maupun peristiwa hidup dapat mempengaruhi pola tidur. Kelima, gaya hidup juga berpengaruh pada pola tidur, seperti jadwal tidur yang tidak teratur, diet, olahraga dan kondisi lingkungan yang dapat mengubah jadwal tidur sehari-hari dan berpengaruh menimbulkan gejala insomnia. Berawal dari beberapa data penelitian yang telah ditemukan, hal tersebut mendasari peneliti untuk menggunakan cara intervesi murottal Al-Quran untuk menurunkan tingkat insomnia pada mahasiswa. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra [17] 82, sebagai berikut Artinya “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan mendengarkan murottal Al-Quran merupakan penawar penyakit dan rahmat bagi orang-orang yang mempercayainya dan hanya menambah kerugian terhadap orang-orang yang mengabaikannya. Mendengarkan murottal Al-Qur’an dengan diam dan tenang akan mendapatkan rahmat Allah SWT., berupa menurunnya tingkat insomnia pada mahasiswa. Insomnia Coon dan Mitterer 2013 mengatakan bahwa insomnia adalah kesulitan untuk jatuh tertidur, tidak dapat mempertahankan tidur di malam hari dan sering terbangun lebih awal. Sateia Sateia 2010 menyatakan bahwa insomnia adalah keluhan sulit tertidur, sulit mempertahankan tidur, terbangun terlalu dini, dan tidak memiliki kualitas tidur yang baik 148 Psikis Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 serta tidak memiliki kebugaran ketika bangun tidur. Kesulitan tidur terjadi meskipun memiliki kesempatan dan keadaan yang cukup untuk tidur. Morin dan Espie 2004 membagi jenis-jenis insomnia dalam dua jenis, yaitu insomnia primer dan sekunder sebagai berikut a. Insomnia primer gangguan tidur tidak terjadi secara eksklusif dalam konteks gangguan penyalahgunaan obat, kejiwaan, atau penyalahgunaan zat. b. Insomnia sekunder gangguan tidur secara etiologis terkait dengan kondisi yang mendasarinya, termasuk gangguan kejiwaan, medis, zat terlarang, dan gangguan tidur lainnya. Murottal Al-Quran Zahrofi 2013 menjelaskan bahwa terapi murottal Al-Quran adalah terapi bacaan Al-Quran yang merupakan terapi religi dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al-Quran selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang. Heruyama Apriyani, 2015 murottal Al-Quran merupakan rekaman suara Al-Quran yang dilagukan oleh seorang pembaca Al-Quran yang disebut juga sebagai qori’. Ernawati 2013 murottal Al-Quran adalah rekaman suara Al-Quran yang dilagukan oleh seorang qori’. Lantunan ayat suci Al-Quran ibarat merupakan gelombang suara yang memiliki ketukan dan gelombang tertentu, menyebar dalam tubuh kemudian menjadi getaran yang bisa mempengaruhi fungsi gerak sel otak dan membuat keseimbangan didalamnya. Benda yang terpengaruh oleh murottal Al-Quran, getaran neuronnya akan stabil kembali. Mustamir Ernawati, 2013 mengemukakan bahwa dampak dari murottal Al-Quran surah Ar-Rahman akan merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan hormon endorfin, yaitu membuat seseorang merasa bahagia, sehingga amigdala akan merangsang keaktifan sekaligus pengendalian saraf otonom yang terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berfungsi untuk memperlambat denyut jantung. Rangsangan saraf otonom yang terkendali akan menyebabkan sekresi epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal menjadi terkendali pula, sehingga dapat menghambat pembentukan angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan tekanan darah. Lantunan murottal Al-Quran mengandung unsur suara manusia yang merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan karena dapat menurunkan hormon-hormon stres, mangaktifkan hormon endofrin alami serta dapat meningkatkan perasaan rileks. Abdurrochman, Wulandari dan Fatimah 2007 menjelaskan bahwa dampak dari mendengarkan murotal Al-Quran adalah membuat tenang karena memiliki efek relaksasi walaupun hanya satu kali didengarkan. Terlihat dari rekaman Encephalograph EEG yang menunjukkan terapi murotal Al-Quran rata-rata didominasi munculnya gelombang delta sebesar 63,11% pada otak manusia, gelombang ini timbul di daerah frontal kiri dan kanan otak. Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang mendengarkan murottal Al-Quran dalam kondisi yang sangat tenang bahkan seperti gambaran seseorang yang tidur dalam deep sleep. Insomnia pada mahasiswa dapat diturunkan dengan menggunakan metode mendengarkan murottal Al-Quran. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Abdurrochman, Wulandari, dan Fatimah adalah penggunaan surah Ar-Rahman. Abdurrochman, Wulandari, dan Fatimah menggunakan bacaan Shalawat, Dzikir, Tahlil, dan Asma’ul Husna. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah murottal Al-Quran dapat membantu menurunkan kadar insomnia. Masita Aprilini, Ahmad Yasser Mansyur, Ahmad Ridfah Efektivitas Mendengarkan Murottal… 149 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain eksperimen one group pre-test post-test design dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sample. Subjek pada penelitian ini berjumlah 5 mahasiswa Fakultas X, beragama Islam, berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia antara 19-24 tahun yang mengalami insomnia 2 minggu terakhir sebelum penelitian, berdasarkan insomnia severity index. Rentang usia yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan usia subjek yang masih mahasiswa S-1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan membagikan skala insomnia, yaitu insomnia severity index yang dibuat oleh Bastien, Vallieres dan Morin pada tahun 2001 dan diperbaharui hingga tahun 2017. Insomnia severity index, menggunakan model Likert dan memiliki rentang nilai 0-28. Skala ini bertujuan untuk melihat tingkat keparahan insomnia, sera memiliki koefisien Alpha Cronbach 0,91 Chahoud, M., Chahine, R., Salameh, P., & Sauleau, 2017 Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan peserta didalam ruangan untuk mengisi lembar prates dan menerima materi tentang pengertian Al-Quran dan keutamaan surah Ar-Rahman sebagai instrumen yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini juga peneliti memberikan sleep diary untuk menjelaskan cara mengisian, sebagai alat kontrol selama menjalankan metode murottal Al-Quran, kemudian sebelum tidur pada malam hari subjek melaksanakan adab-adab tidur yang terdapat didalam sleep diary dan mende,,ngarkan murottal Al-Quran. Penelitian dilakukan selama 8 hari mendengarkan murottal Al-Quran surah Ar-Rahman dengan durasi menit. Pada hari ke delapan, subjek diminta untuk mengisi lembar pascates serta mengembalikan sleep diary yang telah terisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji hipotesis dan analisis statistik ditemukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,031 sehingga 0,031<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho pada penelitian ini di tolak dan Ha diterima, sehingga pada analisis hipotesis membuktikan terdapat perbedaan antara sebelum mendengarkan dan setelah mendengarkan murottal Al-Quran pada subjek, nilai pascates terbukti lebih rendah dibandingkan pada nilai prates. Sehingga dapat disimpulkan mendengarkan murottal Al-Quran dapat menurunkan tingkat insomnia pada Mahasiswa. Wulandari dan Trimulyaningsih 2015 dalam penelitian mereka yang serupa dengan penelitian ini, menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh mendengarkan murattal Al-Quran dalam menurunkan insomnia pada mahasiswa. Beberapa hal yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian Wulandari dan Trimulyaningsih adalah surah yang mereka pergunakan, cara pengukuran, alat ukur, dan prosedur. Selain itu, temuan ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dan Noor 2015 yang menemukan bahwa mendengarkan murottal Al-Quran secara signifikan menurunkan tingkat insomnia pada individu berusia lanjut di Yogyakarta. Salah satu hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Fatimah dan Noor 2015 adalah subjek penelitian. Tabel 1 Hasil Perbandingan Prates dan Pascates Hasil dari analisis deskripitif pada data penelitian diperoleh dari respon jawaban yang 150 Psikis Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 diisi oleh 5 subjek penelitian menunjukkan bahwa kelima subjek mengalami penurunan tingkat insomnia. Melalui respon jawaban pada prates insomnia severity index, dapat dilihat bahwa terdapat 1 subjek dengan tingkat insomnia tinggi, 3 subjek dengan tingkat insomnia sedang, dan 1 subjek dengan tingkat insomnia rendah. Sedangkan pada pascates insomnia severity index, kelima subjek mengalami penurunan tingkat insomnia dengan tingkat insomnia rendah. Hasil dari analisis deskripitif pada data penelitian diperoleh dari respon jawaban yang diisi oleh 5 subjek penelitian menunjukkan bahwa kelima subjek mengalami penurunan tingkat insomnia. Melalui respon jawaban pada prates insomnia severity index, dapat dilihat bahwa terdapat 1 subjek dengan tingkat insomnia tinggi, 3 subjek dengan tingkat insomnia sedang, dan 1 subjek dengan tingkat insomnia rendah. Sedangkan pada pascates insomnia severity index, kelima subjek mengalami penurunan tingkat insomnia dengan tingkat insomnia rendah. Berikut ini hasil kategorisasi respon insomnia severity index prates dan pascates sebagai berikut Tabel 2 Kategorisasi Respon Insomnia Severity Index Prates dan Pascates Subjek ZM memiliki tingkat insomnia sedang dengan nilai prates 18 dan mengalami penurunan tingkat insomnia menjadi rendah dengan nilai pascates 10 setelah mendengarkan murottal Al-Quran. Pada sleep diary subjek ZM, dapat dilihat bahwa subjek sering sekali terbangun pada 4 malam pertama,kemudian mulai berkurang pada malam kelima hingga malam ke 8 subjek tidak lagi terbangun pada malam hari. Subjek juga dapat bangun pada waktu subuh dan mengerjakan sholat subuh tepat waktu. Pada sleep diary subjek ZM, peneliti tidak dapat melihat kualitas tidur dan kualitas istirahat subjek dari hari ke hari, dikarenakan subjek tidak mengisi pengukuran kualitas tidur dan kualitas istirahat subjek perhari yang berada pada sleep diary yang telah disediakan meskipun subjek sudah diingatkan setiap sebelum tidur malam. Meskipun demikian, subjek ZM mengatakan merasakan ada perubahan setelah menjalani metode murottal Al-Quran dan gejala insomnia mulai berkurang. Subjek AHI memiliki tingkat insomnia sedang dengan nilai prates 15 dan mengalami penurunan tingkat insomnia menjadi rendah dengan nilai pascates 8 setelah mendengarkan murottal Al-Quran. Pada hari pertama dan kedua, subjek bangun pagi antara pukul sampai dikarenakan subjek tidak sholat subuh dan masih datang bulan, kemudian pada hari ketiga hingga kedelapan subjek terbangun antara pukul hingga pukul dan melaksanan sholat subuh. Pada sleep diary subjek AHI dapat dilihat kualitas tidur dan kualitas istirahat subjek dari hari ke hari mengalami peningkatan dari buruk menjadi baik, serta subjek tidak pernah lagi terbangun pada malam hari di tiga malam terakhir. Pada akhir pertemuan dengan subjek, subjek mengatakan sebelum melakukan metode murottal Al-Quran, subjek sering terbangun pada siang hari dan tidak melaksanakan sholat subuh, namun setelah melakukan metode murottal Al-Quran, subjek merasa dapat tidur dengan nyenyak, bangun di subuh hari dan dapat melaksakan sholat subuh tepat waktu. Subjek JC memiliki tingkat insomnia tinggi dengan nilai prates 22 dan mengalami penurunan tingkat insomnia menjadi rendah dengan nilai pascates 11 setelah Masita Aprilini, Ahmad Yasser Mansyur, Ahmad Ridfah Efektivitas Mendengarkan Murottal… 151 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 mendengarkan murottal Al-Quran. Pada sleep diary JC, dapat dilihat kualitas tidur dan kualitas istirahat subjek dari hari ke hari mengalami peningkatan dari buruk menjadi baik, serta durasi bangun subjek rata-rata 1 kali setiap malam, dibandingkan dengan subjek lain yang lebih dari 1 kali terbangun dimalam hari. Pada akhir pertemuan dengan subjek, subjek mengatakan sebelum melakukan metode murottal Al-Quran, subjek sering tertidur ketika jam 5 pagi. Setelah melakukan metode murottal Al-Quran subjek sudah dapat tertidur pada pukul kemudian terbangun pada subuh hari, dan melaksanakan sholat subuh yang sebelumnya subjek jarang melakukan sholat subuh. Subjek MM memiliki tingkat insomnia rendah dengan nilai prates 14 dan mengalami penurunan tingkat insomnia menjadi rendah dengan nilai pascates 11 setelah mendengarkan murottal Al-Quran. Pada sleep diary subjek MM, dapat dilihat bahwa subjek sering sekali terbangun pada malam hari kecuali pada malam ke 6 dan ke 8 subjek tidak terbangun sama sekali. Pada tiga hari pertama subjek juga tidak melaksanakan sholat subuh dikarenakan sedang datang bulan, namun subjek tetap terbangun pada subuh hari antara pukul hingga pukul Pada kualitas tidur dan kualitas istirahat subjek MM juga dapat dilihat bahwa subjek memiliki kualitas tidur yang stabil dibandingkan dengan subjek yang lain dengan nilai rata-rata 4 yaitu baik. Subjek MNR memiliki tingkat insomnia rendah dengan nilai prates 19 dan mengalami penurunan tingkat insomnia menjadi rendah dengan nilai pascates 18 setelah mendengarkan murottal Al-Quran. Subjek MNR mengalami sangat sedikit penurunan tingkat insomnia dengan hanya selisih 1 angka dari hasil prates. Pada sleep diary subjek dapat dilihat bahwa subjek paling sering terbangun pada malam hari dibandingkan dengan subjek yang lain. Pada hari pertama dan kedua, subjek tidak melaksanakan sholat subuh dikarenakan sedang datang bulan, namun subjek tetap terbangun antara pukul hingga subuh hari. Pada sleep diary subjek MNR juga dapat dilihat bahwa subjek memiliki kualitas tidur dan kualitas istirahat yang buruk. Pada hari pertama hingga hari keempat, kualitas tidur subjek tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dan tetap berada pada kualitas buruk, kemudian pada hari ke lima meningkat menjadi sedang, tetapi pada hari keenam kembali menurun menjadi buruk hingga hari kedelapan kualitas tidur subjek MNR tetap berada pada angka 2, yaitu buruk. Hal yang sama terjadi pada kualitas istirahat subjek yang berada pada angka dua selama 4 hari berturut-turut dan mengalami penurunan pada hari kelima dengan kualitas sangat buruk. Pada hari keenam, mengalami peningkatan menjadi sedang dengan angka 3, kemudian di hari ketujuh menjadi 4 dengan kualitas baik dan kembali menurun pada hari kedelapan dengan kualitas sedang. Hasil penurunan tingkat insomnia tiap subjek berbeda-beda dan terlihat jelas perkembangan setiap subjek pada catatan sleep diary. Hal ini dikarenakan kegiatan antara subjek berbeda-beda setiap hari, meskipun peneliti telah melakukan kontrol kepada setiap subjek selama masa penelitian berlangsung menggunakan sleep diary dan mengingatkan subjek melalui pesan singkat dan telepon setiap malam. Selain mendengarkan murottal Al-Quran, subjek juga disarankan untuk memahami arti ayat-ayat dan menyimak setiap ayat yang didengarkan agar dapat meresapi dan memberi makna tersendiri bagi subjek yang mendengarkannya, dalam mendengarkan juga disarankan untuk tenang dan tidak berbicara agar subjek masuk kedalam keadaan rileks. Pada pertemuan akhir dengan subjek, subjek mengatakan bahwa mereka merasa 152 Psikis Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 terasa tenang dan rileks sehingga dapat tidur dengan nyenyak, serta dapat menjalankan aktivitas pada siang hari dengan lebih efektif dan produktif dibandingkan sebelum melakukan metode mendengarkan murottal Al-Quran. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Furqan [25] 47 yang artinya sebagai berikut, artinya“Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu sebagai pakaian, dan tidur untuk istirahat dan menjadikan siang untuk bangkit berusaha.” Perasaan yang rileks dan tenang membuat seseorang dapat tidur dengan nyenyak dan dapat beraktivitas secara produktif pada siang hari. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nilifda, Nadjmir, dan Hardisman 2016 bahwa kualitas tidur berpengaruh pada prestasi akademik mahasiswa, mahasiswa yang memiliki kualitas tidur yang baik, memiliki prestasi akademik yang baik pula, begitupun sebaliknya. Sehingga subjek pada penelitian ini memiliki kualitas tidur yang baik setelah menjalani metode mendengarkan murottal Al-Quran. Mendengarkan murottal bukan untuk membuat seseorang cepat merasa mengantuk kemudian tertidur. Namun, mendengarkan murottal bertujuan untuk membuat subjek merasa lebih rileks ketika ingin memasuki tidur yang lebih dalam atau deep sleep, serta mendapatkan tidur yang lebih berkualitas dibandingkan kuantitas tidur. Abdurrochman, Wulandari dan Fatimah 2007 menjelaskan bahwa dampak dari mendengarkan murottal Al-Quran adalah membuat tenang karena memiliki efek relaksasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang mendengarkan murottal Al-Quran dalam kondisi yang sangat tenang bahkan seperti gambaran seseorang yang tidur dalam deep sleep. Mendengarkan murottal Al-Quran dengan tempo yang lambat serta diam sambil menyimak setiap ayat yang dibacakan secara perlahan dapat membuat seseorang berada dalam kondisi rileks. Hal ini berdasarkan pada penelitian Shekha, Hassan, dan Othman 2013 melakukan penelitian terhadap 11 mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Salahuddin di Irak, membandingkan efek antara mendengarkan murottal Al-Quran dan mendengarkan musik lembut atau musik rock dengan menggunakan electroencephalogram EEG menemukan bahwa, mendengarkan murottal Al-Quran dapat menghasilkan gelombang alpha dan dapat membantu seseorang untuk berada dalam kondisi rileks, dibandingkan dengan beristirahat dan mendengarkan musik lembut atau musik rock. Hal ini didukung oleh Al-Quran 2012 surah Al-Furqan [25] 32, yang artinya sebagai berikut, artinya “Berkatalah orang-orang kafir Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekalian saja?. Demikianlah agar Kami memperteguhkan hatimu Muhammad dengannya Al-Quran dan Kami bacakan secara tartil berangsur-angsur, perlahan dan benar.” Keterbatasan dari penelitian ini yang pertama adalah pertama, penelitian tidak mengontrol seluruh kegiatan sehari-hari subjek dan tidak melibatkan orang terdekat subjek untuk mengobservasi selama penelitian, peneliti mempercayakan kepada subjek untuk menjalani metode ini dengan kesukarelaan dan ketulusan sebagai bentuk self help treatment untuk insomnia, peneliti hanya mengontrol ketika subjek sudah berada pada jam tidur malam dan tidak melakukan pemantauan hingga subjek terbangun pada hari. Hal ini juga dilakukan pada penelitian Mimeault dan Morin 1999 menjelaskan bahwa self help treatment untuk insomnia adalah subjek diberikan blibliotherapy sebagai treatment dan di pantau melalui sleep diary dimana metode ini mengharuskan subjek mengisi sleep diary dan mengembalikannya setiap peneliti menjadikan metode mendengarkan Masita Aprilini, Ahmad Yasser Mansyur, Ahmad Ridfah Efektivitas Mendengarkan Murottal… 153 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 murottal Al-Quran sebagai salah satu bentuk self help treatment, dimana subjek dipercayakan untuk menjalani metode ini secara mandiri dalam menurunkan insomnia. Kedua, subjek tidak diberikan penjelasan tentang makna surah Ar-Rahman yang digunakan sebagai instrument penelitian, hal ini memungkinkan subjek hanya mendengarkan tanpa mengerti artinya sehingga dapat mengurangi konsentrasi subjek dalam memperhatikan kalimat demi kalimat yang didengarkan. Ketiga, peneliti tidak melampirkan surat keterangan dari pihak kesehatan atau psikolog yang membuktikan bahwa subjek benar mengalami gejala insomnia, namun gejala insomnia subjek di identifikasi menggunakan insomnia severity index. SIMPULAN Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh mendengarkan murottal Al-Quran dalam menurunkan tingkat insomnia pada mahasiswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mendengarkan murottal Al-Quran dapat menurunkan tingkat insomnia pada mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai pascates yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai prates. DAFTAR PUSTAKA Abdurrochman A., Wulandari & F. N. 2007. The comparison of the classical music, relaxation music and the Qur’anic recital an AEP study. Presented in Presentation on the 2007 Regional Symposium on Biophysics and Medical Physic. Bogor Bogor Agricultural University. Al-Quran Kemenag. 2012. Al - Qurán. Bandung Cordoba Internasional Indonesia. Apriyani, Y. 2015. Pengaruh terapi murottal terhadap konsentrasi belajar sisiwa kelas V SD Muhammadiyah 2 Potianak. Skripsi diterbitkan. Pontianak Universitas Tanjungpura Pontianak. Australian Sleep Association. 2017. Australian Sleep Association. Australian Sleep Association. Bastien, C. H., & Vallieres, A., & Morin, C. M. 2001. Validation of the insomnia severity index as an outcome measure for insomnia research. Sleep Medicine Journal, 2, 297–307. Chahoud, M., Chahine, R., Salameh, P., & Sauleau, E. A. 2017. Reliability, factor analysis and internal consistency calculation of the Insomnia Severity Index in French and English among Lebanese adolescents. 7, 9–14. Coon, D. & M. J. O. 2013. Introduction to psychology Gateways to Mind and Behavior, 13th edition. USA Wadsworth. Ernawati. 2013. Pengaruh mendengarkan murottal Al-Quran Ar-Rahman terhadap pola tekanan darah pada pasien hipertensi di rumah sakit Nur Hidayah Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Fatimah, F. S. dan Noor, Z. 2015. Efektivitas Mendengarkan Murotal Al-Qur’an terhadap Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari Sleman Yogyakarta. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, 13, 20–25. King, L. A. 2012. Psikologi Umum. Jakarta Salemba Humanika. Mimeault, V., & Morin, C. M. 1999. Self-help treatment for insomnia Bibliotherapy with and without professional guidance. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 644, 511–519. Morin E. C. . 2004. Insomnia A clinical guide to assessment and 154 Psikis Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019 P-ISSN 2502-728X E-ISSN 2549-6468 treatment. New York Plenum Publishers. Nilifda, H., & Nadjmir, H. 2016. Hubungan kualitas tidur dengan prestasi akademik mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2010 FK Universtas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 51, 243–249. Sateia D. . B. 2010. Insomnia Diagnosis and Treatment. United Kingdom Informa Healthcare. Shekha, M. S., Hassan, A. O., Othman, S, A. 2013. Effects of Qur’an Listening and Music on Electroencephalogram Brain Waves. The Egyptian Society of Experimental Biology, 19, 119–121. Wulandari, E. D., & Trimulyaningsih, N. 2015. Mendengarkan Murattal Al-Quran untuk Menurunkan Tingkat Insomnia. Jurnal Intervensi Psikologi, 1 juni, 40–55. Zahrofi, D. . 2013. Pengaruh pemberian terapi murottal Al-Quran terhadap tingkat kecemasan pada pasien hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi. Surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. ... Music is an artistic instrument producing sound and contains various elements of melody and rhythm Raharjo, 2007. In another form, music can be in chanting the Murottal Al-Qur'an form which significant and positive effect on someone's body Aprilini et al., 2019. Murottal Al-Qur'an itself is in a voice recording form sung by someone. ...... Murottal Al-Qur'an itself is in a voice recording form sung by someone. The result of chanting produces a human voice and can be a good healing media because it can reduce stress levels, activate relaxing hormones such as endorphins increasing the relax feeling Aprilini et al., 2019. The evidences of the superiority of giving Murottal Al-Qur'an is shown by various previous studies, One of them is being able to increase the ability and individuals cognitive development, especially their memories become sharp Aprilini et al., 2019;Fauziyyah et al., 2018;Lukmawati et al., 2018. ...... The result of chanting produces a human voice and can be a good healing media because it can reduce stress levels, activate relaxing hormones such as endorphins increasing the relax feeling Aprilini et al., 2019. The evidences of the superiority of giving Murottal Al-Qur'an is shown by various previous studies, One of them is being able to increase the ability and individuals cognitive development, especially their memories become sharp Aprilini et al., 2019;Fauziyyah et al., 2018;Lukmawati et al., 2018. ...This study aims to see the effect of giving the Murottal Al-Qur'an to the decrease subject's level of false memory. Experimental design with post-test only control group design was used in this study. Participants involved in the study were 60 psychology students in the first semester by using random sampling. Participants grouped into an experimental group and a control group, each consisting of 30 participants. The instrument used was a false memory question comprising of 30 questions been validated by expert judgment at the trial stage. The instrument validation was carried out qualitatively by three lecturers with psychological and measurement backgrounds. Validation results show that there are language and content improvements in the instruments used, and then the authors correct them so that all experts agree that the instrument is suitable for use. Meanwhile, the results of the study show that there is a significant difference between the two groups given treatment and not, where from the score obtained, the experimental group obtained a greater score on filling in the false memory test than the control group. These studies inform that giving Murottal Al-Qur'an can reduce the level of false memory in the subject.... Murotal menghasilkan suara manusia sehingga dapat mengurangi tingkat stres, dan mengaktifkan hormon relaksasi seperti endorfin sehingga dapat meningkatkan perasaan relaksasi, dan dapat menjadi alat penyembuhan yang sangat baik. Aprilini, M., Mansyur, Y., & Ridfah, 2019. ...Aufa Laila NihlaNury SukraenyCedera kepala merupakan kejadian trauma yang melibatkan structural kepala yakni ekstrakranial, tulang tengkorak dan juga intracranial atau jaringan otak diakibatkan oleh suatu kejadian salah satunya karena kecelakaan lalu lintas. Pasien cedera kepala ringan memiliki gejala yang salah satunya adalah nyeri yang terjadi pada kepala. Terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-Rahman mampu menurunkan intensitas skala nyeri yang terjadi pada kepala yang dirasakan oleh pasien cedera kepala sehingga penulis tertarik untuk mencoba melakukan penerapan ini pada pasien cedera kepala. Studi kasus ini memiliki tujuan untuk memberikan implementasi terapi murotal Al-Qur’an dengan pasien cedera kepala ringan dengan keluhan utama nyeri yang terjadi pada kepala. Dalam studi kasus ini penulis menggunakan metode descriptive study yakni melakukan pendekatan pada pasien dengan proses keperawatan. Subjek dalam studi kasus yaitu pasien cedera kepala dengan glasgow coma scale 13 sampai dengan 15, berusia lebih dari 17 tahun. Responden yang digunakan dalam studi kasus ini berjummah 3 orang yang sebelumnya telah menandatangani lembar inform consent yang sudah di siapkan oleh penulis. Dalam studi kasus ini menunjukkan bahwa setelah diberikan penerapan murotal Al-Qur’an responden mengalami penurunan skala nyeri yang terjadi pada kepala.... However, they became more confident about the future after receiving murottal therapy. Other studies also showed that the therapy increases relaxation Azis et al., 2015, improves life quality Ashar et al., 2017, enhances sleep quality Hossini et al., 2019;Oktora & Purnawan, 2016, increases positive emotions Abdi Winarni Wahid & Nashori, 2021, reduces anxiety Gavgani et al., 2022;Zulkifli et al., 2022, and lowers insomnia Aprilini et al., 2019;Supriyanti, 2021;Wahyuni & Yuliani, 2021. ...Keywords ABSTRACT Informal caregivers, optimism, Quran recitation listening therapy Informal caregivers are usually uncertain about the recovery and life expectancy improvement of schizophrenic patients. This study aimed to determine Quran recitation listening therapy's effectiveness in increasing optimism in schizophrenia informal caregivers. Optimism was measured using the Life Orientation Test-Revision LOT-R developed by Scheier, Carver, and Bridges. Quran recitation listening therapy was conducted using the tartil method. The Qori' recited surah Ar-Rahman with and without interpretation for experimental groups 1 and 2 comprising informal caregivers. Furthermore, hypotheses were tested quantitatively with the Wilcoxon analysis technique to determine the effect of the Quran recitation listening therapy on optimism. The results showed that Quran recitation listening therapy with and without interpretation effectively increased informal caregivers' optimism. The finding justified the theory that Islamic religious intervention in the Quran recitation listening therapy with and without interpretation effectively increases optimism ____________________... Terapi Al-Qur'an melalui murottal adalah bagian dari terapi spiritual yang memberikan dampak positif bagi tubuh dengan proses yang cukup sederhana yaitu "ayat -ayat Al-Qur'an" tersebut diperdengarkan selama durasi tertentu sesuai kebutuhan dan keinginan yang dapat mempengaruhi fungsi sel otak sehingga menghasilkan hormone endorphin yang memicu perasaan positif Aprilini, Mansyur, & Ridfah, 2019. ...Santi SusantiBambang QomaruzzamanTamami TamamiStudents have busy activities, this causes students to experience health problems, both physically and psychologically. One way to overcome this problem is to sleep quality by listening to murottal Al-Qur'an therapy. This study aims to determine the murrotal method as Al-Qur'an therapy on sleep quality in students Majoring in Sufism and Psychotherapy class 2018 as well as to determine the impact of murrotal on sleep quality in students majoring in Sufism and Psychotherapy class 2018. The method used in this study was to descriptive qualitative approach, namely observation, literature study, and interviews. The results and discussion in this study show that murottal can be one of the Qur'anic therapies for students who are busy with lectures, so that they have good sleep quality. The conclusion of this study is that murottal Al-Qur'an therapy has a positive impact on sleep quality in students with a method that can be easily done by appears to be fundamental for human beings, as 50% of the total human populations suffers from this disease. College students are among the most affected ones, especially those who undergo dyspepsia gastritis. One of the efforts made to decrease insomnia is applying Islamic-Cognitive Behavioral Therapy Islamic-CBT which combines Islamic approach to a popular conventional psychological approach, namely Cognitive Behavioral Therapy. The study aims to explore the effectiveness of Islamic-CBT in decreasing insomnia among college students with dyspepsia gastritis. The subjects are 30 college students who suffer dyspepsia gastritis. Insomnia among the subjects is determined by Insomnia Severity Index ISI by Morin 2002. The data analysis was conducted by ANOVA mixed statistical design to determine the difference between treatment and control groups during Pre-test, Post-test 1, and Post-test 2. The results of the study indicate that Islamic-CBT is effective in decreasing insomnia among college students with dyspepsia has not been able to resolve any references for this publication.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Masalah gangguan pola tidur merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh lansia. Hal ini membutuhkan perhatian yang serius. Tidak baiknya kualitas tidur lansia disebabkan oleh menurunnya kualitas tidur pada lansia, sebab itu kurangnya efisiensi tidur dan terbangun lebih awal . Hal itu dengan proses penuaan tersebut menyebabkan penurunan fungsi neurontransmiter yang ditandai dengan menurunnya distribusi norepinefrin. Hal itu menyebabkan perubahan irama sirkadian. Sehingga lansia hampir tidak memiliki kualitas tidur dengan baik Stanley, M dan Beare, 2006.Terapi yang bertujuan meningkatkan kualitas tidur pada lansia pada umumnya terbagi atas terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis memiliki efek yang cepat. Namun demikian, penggunaan obat-obatan ini menimbulkan dampak jangka panjang yang berbahaya bagi Kesehatan pada lansia. Penggunaan obat tidur secara terus menerus pada lansia menimbulkan efek toksisitas yang tinggi. Penurunan fungsi ginjal pada lansia yang diperburuk dengan konsumsi obat-obatan secara terus menerus akan menyebabkan gagal ginjal. Sehingga meningkatnya angka mortalitas pada lansia . Hal ini diperlukan terapi non farmakologis yang efektif dan aman untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Stanley, M dan Beare, 2006. Terapi yang bisa digunakan untuk lansia untuk meningkatkan kualitas tidur salah satu nya adalah dengan terapi murottal Al -Quran. Terapi Murottal Al - Quran memiliki Manfaat menurut Heru., 2008 terdiri dari Menjadikan pikiran dan tubuh menjadi rileksTerhindar dari perasaan cemas dan takutDapat memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah, memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Dari manfaat di atas bisa oleh karena itu terapi Murottal Al - Quran dapat berguna untuk kualitas tidur pada lansia. Pada penelitian yang dilakukan oleh Febiyanti, A., & Komarudin, 2017 [u1] bahwa mendengarkan murattal AlQuran surat Ar-Rahman dapat memberikan rasa optimis, damai, percaya diri dan ketenangan yang dapat merangsang hipotalamus untuk menstimulasi kelenjar anteriorpituitary sehingga dapat menurunkan sekresi Adrenocorticotropic hormone [u2] ACTH yang menyebabkan sekresi hormon kortisol menurun rasa nyeri, kecemasan dan takut yang berkurang. Dengan ini penulis memberikan kesimpulan bahwa terapi murottal mempunyai banyak manfaat dan sangat mudah dilakukan. Murottal Al-Quran ini juga bisa dilakukan secara rutin saat jam menjelang tidur sehingga meningkatkan kualitas tidur lansia, ketenangan yang ditimbulkan dari pemberian terapi murottal membuat lansia nyaman dan rileks sehingga terjadi peningkatan pada kualitas tidur lansia. Lihat Healthy Selengkapnya
mendengarkan murotal saat tidur